Pages

Monday, March 21, 2011

outline quw,,

A. Latar Belakang
Kerusakan lingkungan perairan dapat disebabkan oleh banyak hal salah satunya yaitu kegiatan industri. Limbah-limbah industri tidak dapat dengan mudah didegradasi sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan. Tak terkecuali limbah industri yang dibuang ke sungai. Sungai adalah salah satu sumber daya perairan yang sangat penting.
Sungai Donan merupakan salah satu sungai yang berada di Kawasan Industri Cilacap, Jawa Tengah. Disekitar Sungai Donan terdapat beberapa industri besar, antara lain adalah kilang minyak Pertamina, unit pengantongan pupuk PT Pupuk Sriwijaya, Pabrik Semen Nusantara, bengkel kapal, pabrik minyak kelapa, dan lain sebagainya. Adanya aktifitas tersebut memungkinkan Sungai Donan untuk menjadi tempat pembuangan limbah.
Peningkatan aktifitas manusia, seperti bidang perindustrian maupun limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai menyebabkan terjadinya degradasi kualitas perairan sungai. Limbah yang membawa banyak logam berat akan mencemari perairan dan seluruh aspek yang memanfaatkan perairan tersebut. Beberapa logam berat hasil buangan limbah industri yaitu Merkuri (Hg) dan timah hitam (Pb).
Dalam penelitian Amnan (1996), kandungan logam berat Hg dalam air berkisar antara 0,004 - 0.025 ppm (rata-rata 0,01 ppm). Nilai tersebut sudah berada di atas nilai baku mutu-air golongan C (baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air adalah 0,002 ppm). Ricky (2009), menyatakan bahwa kandungan Pb di Sungai Donan berkisar antara 0 - 420 μg/L. Hal ini berarti kandungan Pb dalam air Sungai Donan sudah melampaui batas standar yaitu 30 μg/L.
Kandungan Merkuri (Hg) dan Timah Hitam (Pb) dalam perairan dapat mengganggu kesehatan manusia, karena walaupun kadarnya relatif rendah tetapi dapat di absorbsi dan terakumulasi secara biologi oleh hewan air, dan akan masuk dalam sistem rantai makanan. Kandungan Merkuri (Hg) dan timah hitam (Pb) pada Sungai Donan tersebut dapat terakumulasi pada biota yang ada di perairan tersebut diantaranya adalah Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal). Kepiting bakau (Scylla sp) adalah salah satu biota yang merupakan komoditas perikanan pada habitat perairan pantai, khususnya di daerah hutan mangrove. Dengan adanya kawasan hutan mangrove di seluruh wilayah pantai Nusantara menjadikan negara Indonesia sebagai pengekspor kepiting bakau yang cukup besar dibandingkan negara pengekspor lainnya (Kanna,2002).
Merkuri (Hg) dan timah hitam (Pb) masuk ke tubuh manusia melalui absorpsi Merkuri (Hg) dan timah hitam (Pb) dari makanan (Kepiting) yang telah terkontaminasi. Batas maksimum cemaran Hg menurut SNI No. 7387 tahun 2009 untuk pangan jenis udang dan krustasea lain adalah 1,0 mg/kg (1,00 ppm) sedangkan batas maksimum cemaran Pb menurut SNI No. 7387 tahun 2009 untuk pangan jenis udang dan krustasea lain adalah 0,5 mg/kg (0,5 ppm) (BSN, 2009), jika kadar Merkuri (Hg) dan timah hitam (Pb) pada Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal) melebihi kadar maksimum yang telah ditetapkan maka akan membahayakan kesehatan masyarakat.
Paparan bahan tercemar Pb dapat menyebabkan gangguan pada organ antara lain yaitu gangguan neurologi, gangguan terhadap fungsi ginjal, gangguan terhadap sistem reproduksi, gangguan terhadap sistem hemopoitik, gangguan terhadap sistem syaraf, serta gambaran klinis yang timbul adalah rasa malas, gampang tersinggung, sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar konsentrasi dan menurunnya kecerdasan. Sedangkan Keracunan Hg yang akut dapat menyebabkan terjadinya kerusakan saluran pencernaan, gangguan kardiovasculer, kegagalan ginjal akut maupun shock, gangguan susunan syaraf pusat (serebrum dan serebellum) maupun syaraf perifer, kelainan syaraf perifer dapat berupa parastesia, hilangnya rasa pada anggota gerak dan sekitar mulut serta dapat pula terjadi menyempitnya lapangan pandang dan berkurangnya pendengaran, serta kelainan psikiatri berupa insomnia, nervus, kepala pusing, gampang lupa, tremor dan depresi (Sudarmaji, 2006). Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bioakumulasi Merkuri (Hg) dan timah hitam (Pb) pada Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal) di Sungai Donan Cilacap.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapat perumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana kandungan Merkuri (Hg) dan Timah Hitam (Pb) pada Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal) di Sungai Donan, Cilacap?
2. Bagaimana hubungan antara kandungan Merkuri (Hg) dan Timah Hitam (Pb) pada Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal) dengan kandungan Merkuri (Hg) dan Timah Hitam (Pb) dalam air Sungai Donan, Cilacap?
3. Apakah kandungan Merkuri (Hg) dan Timah Hitam (Pb) pada Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal) melebihi batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisis kandungan Merkuri (Hg) dan Timah Hitam (Pb) pada Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal).
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kandungan Merkuri (Hg) dan Timah Hitam (Pb) pada Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal) di Sungai Donan, Cilacap.
b. Mengetahui hubungan antara kandungan Merkuri (Hg) dan Timah Hitam (Pb) pada Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal) dengan kandungan Merkuri (Hg) dan Timah Hitam (Pb) dalam air Sungai Donan, Cilacap.
c. Membandingkan kandungan Merkuri (Hg) dan Timah Hitam (Pb) pada Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal) dengan batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan.

D. Kerangka Konsep / Kerangka Pikir











E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan Cross sectional. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel utama yaitu kadar Hg dan Pb dalam Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal) dan kadar Hg dan Pb dalam air Sungai Donan, sedangkan variabel pendukung terdiri dari suhu, pH, pasang surut dan curah hujan. Penelitian dilaksanakan di Sungai Donan Kabupaten Cilacap dengan titik pengambilan sampel yaitu Sungai di sekitar Desa Tritih Kulon (Stasiun I), Sungai di sekitar industri semen PT. Holcim Indonesia Tbk (Stasiun II), Sungai di sekitar Pertamina UP IV (Stasiun III) dan perairan di sekitar Penyebrangan Sleko (Stasiun IV).

2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu air Sungai Donan dan Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal) di Sungai Donan dan sampelnya yaitu sebagian air dan sebagian Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal) di Sungai Donan dengan teknik pengambilan sampel secara group random sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengukuran suhu, pH, kadar Hg dan Pb pada air Sungai Donan dan kadar Hg dan Pb pada Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal). Data sekunder diperoleh dari BMG Cilacap berupa data ketinggian pasang surut dan curah hujan.

F. Rencana Analisis
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara :
1. Deskriptif
Data kandungan Merkuri (Hg) dan Timah Hitam (Pb) berdasarkan stasiun dianalisis secara deskriptif menggunakan diagram batang atau histogram. Analisis ini bertujuan untuk membandingkan kandungan Merkuri (Hg) dan Timah Hitam (Pb) antar stasiun. Selain itu juga dibandingkan dengan standar baku mutu yang ada yaitu SNI 7387-2009.
2. Anova
Data kandungan Merkuri (Hg) dan Timah Hitam (Pb) dilakukan analisis menggunakan uji F dengan faktor kesalahan 1% dan 5% dengan menggunakan paket program software SPSS untuk menghitung data Merkuri (Hg) dan Timah Hitam (Pb) dan membandingkan kandungan Merkuri (Hg) dan Timah Hitam (Pb) pada air dan organisme (kepiting bakau) antar lokasi pengambilan.

G. Daftar Pustaka
Amnan Marta. 1996. Evaluasi Kandungan Logam Berat Hg dan Pb pada Kerang Polymesoda Sp, pada Ekosistem Sungai di Kawasan Industri (Studi Kasus Sungai Donan, Cilacap). http://www.lontar.ui.ac.id//opac/themes/libri2/detail.jsp?id=80130 &lokasi=lokal. Diakses tanggal 09/03/11.
Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2009. Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam pangan. http://pphp.deptan.go.id/layanan_ informasi/mutu_dan_standarisasi/snisni_tanaman_pangan/batas_maksimum_cemaran_logam_berat_dalam_pangan__sni_7387-2009.pdf. Diakses tanggal 28 Maret 2010.
Kanna, A.2002. Budidaya Kepiting Bakau : Pembenihan dan Pembesaran. Kanisius. Kakarta. 80 hal.
Ricky, S K. 2009. Distribusi Logam Berat Cd dan Pb pada Air, Sedimen dan Mollusca di Sungai Donan segara Anakan, Cilacap. Skripsi. Jurusan Perikanan Dan Kelautan, Fakultas Sains Dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. 66 hal. (Tidak dipublikasikan).
Sudarmaji, dkk. 2006. TOKSIKOLOGI LOGAM BERAT B3 DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-2-03.pdf. Diakses tanggal 09/03/11.

ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) DAN TIMAH HITAM (Pb)
PADA KEPITING BAKAU DI SUNGAI DONAN
CILACAP

OUTLINE SKRIPSI

oleh:
VIOLA NINDITA PURNAMASARI
G1B007054

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2011

No comments:

Post a Comment